Tampilkan postingan dengan label Cerita Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Motivasi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Mei 2008

Tembok Kesombongan

Ada seklumit cerita nih...habis pulang ibadah/sembahyang nih ceritanya..2 pemuda berjalan sambil bercakap – cakap
“Keterlaluan sekali Bapak yang duduk didepan kita tadi, sudah tidur, dengkurannya keras lagi” pemuda 1 mengomel. Tak mau kalah pemuda 2 juga ikut mengomel
“Bapak tadi emang keterlaluan, dengkuraannya membuat saya terbangun”
Melihat kelemahan orang lain emang mudah banget to...tetapi tidak mudah menyadari kesalahan sendiri. Tanpa disadari mereka juga melakukan kesalahan yang sama. Mari kita belajar untuk berhenti menghakimi dan mencari – cari kesalahan orang lain, sebab jika itu terus kita lakukan, kita tidak akan pernah memiliki waktu untuk menilai diri sendiri..itu bisa menjadikan kita munafik. Hal ini kayaknya sepele, tapi kalo gak cepet diatasi, tanpa kita sadari kita sedang membangun tembok kesombongan yang tinggi. Kita akan selalu merasa paling bener, paling suci, paling rohani. Daripada kita mencari kesalahan orang lain yang dapat dikritik dan dihakimi, mendingan kita melihat keberadaan diri kita sendiri dihadapan Tuhan. Kita juga harus belajar menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Kalo kita mau jujur...(radja baanget..) bukankah kita juga pernah berbuat salah. Kalo kita sendiri kadang berbuat salah, ngapain kita sibuk – sibuk mencari – cari kesalahan orang lain? Kurang kerjaan banget tooo...
Lebih mudah menemukan kesalahan kecil orang lain daripada menyadari kesalahan besar diri sendiri.
Dikirimkan oleh Cristina Vennita" <5000.weka(at)gmail.com>

Jumat, 11 April 2008

Padamu Negeri Nyanyianku

Hobiku naik gunung. Sejak kecil aku suka yang berbau petualangan, jalan-jalan, camping dan sejenisnya. Namun aku baru boleh mendaki bukit ketika aku TK. Namanya bukit keropak. Aku di ijinkan naik kesana dikarenakan aku harus menggembala kambing ditemeni paklik aku, yang umurnya sepantaran denganku. Aktifitas ini kujalani tiap hari, kecuali di saat sakit atau bepergian.
Bukit keropak terletak di sebelah selatan rumahku kira-kira 500 meter. Di atasnya di tumbuhi rumput dan pepohonan tingkat rendah seperti rumput dan ceper ketek. Ceper ketek ini baunya menyengat, namun aku disuruh orang tuaku setiap menggembala kambing sekalian mengambil ceper ketek ini. Pohonnya berkayu tapi lunak dan kecil-kecil, sehingga bila cabang dan daunnya kita potong, lalu kita keringkan 2 atau 3 hari bisa menjadi kayu bakar. Lumayan buat bahan bakar alternatif untuk memasak daripada antri minyak tanah.
Akan kulanjutkan ceritaku esuk hari...